Pepatah jawa mengatakan witing tresno
jalaran seko kulino. Iyaa, cinta tumbuh karena terbiasa. Begitu
maksudnya dari pepatah tersebut. Terbiasa karena sering bertemu,
terbiasa saling berinteraksi, terbiasa beraktifitas bersama, dan
terbiasa bersama-sama yang lainnya. Dari keterbiasaan itulah, maka
katanya akan menumbuhkan Tresno atau cinta.
Bagaimana bila pepatah tersebut dihubungkan dengan Al-qur’an??
Kita yang mengaku sebagai umat muslim,
umatnya nabi Muhammad, pasti kalau ditanya cinta apa gak sama Alqur’an,
pasti jawabnya adalah CINTA, bahkan pakai banget. Pertanyaan selanjutnya
adalah, bagaimana bukti cintanya pada Al qur’an? Nah ini yang terkadang
bikin makjleb pada diri sendiri. “Iya yah, beneran dah cinta sama Al
qur’an. Tapi kok rasanya cuman di lidah doang. Dibaca enggak, apalagi
ditabarui,, beuh boro-boro baca, ngelirik aja enggak”… astaghfirullah…
Nah dari sinilah, kita yang mengaku
sebagai muslim, yang mengakui bahwa Alqur’an ini adalah sebagai petunjuk
hidup dunia akhirat, tentu seyogyanya harus banyak melakukan interaksi
dengan Al qur’an. Layaknya sesuatu yang dicintai, pasti ga rela kan
kalau jauh-jauh darinya. Pastinya ingin selalu kan dengan dengannya,
pastinya ingin selalu banyak waktu untuk berinteraksi dengannya kan??
Bagaimana mau cinta pada Alqu’an, kalau
membacanya saja enggak mau. Bagaimana mau dikatakan cinta pada
Al-qur’an, sedang membacanya saja kalau lagi ingat saja. Cinta bukan
hanya sekedar diucap, tapi memang perlu direalisasikan, perlu
pengorbanan. Perbanyaklah membaca Alqur’an, kelak akan tumbuh
benih-benih cinta di dalamnya. Perbanyaklah berinteraksi dengan
Alqur’an, kelak dengan berjalannya waktu, akan ada rasa cinta yang
mengiringinya.
Jangan banyak alasan untuk tidak membaca
Alqur’an. Aah, saya ga bisa baca qur’an. Makanya belajar biar bisa baca
qur’an. Aaah, bacaan saya masih amburadul, makanya perbanyak membaca
agar bisa menjadi lancar dan benar. Kalau sudah berputus asa karena
merasa bacaannya amburadul, dan kemudian menjadikannya berhenti membaca
Alqur’an, naudzubillah. Itu bukanlah jalan yang benar. Bagaimana agar
bisa membaca Alqur’an yang benar dan lancar. Bukan masalah cerdas dan
pintar, tapi adalah bagaiamana kita mau terus belajar dan terus belajar.
Semakin banyak waktu kita untuk membaca Alqur’an, biidznillah kita akan
bisa membaca Alqur’an dengan benar dan lancar. Layaknya waktu kita
masih kecil dulu, sewaktu pertama kali diperkenalkan alfabet dari A
sampai Z, kemudian belajar mengeja kata demi kata sampai akhirnya
sekarang bisa lancar membaca. Apa yang dirasakan?? Sebenarnya sama,
awalnya pasti kita dulu juga terbata-bata membaca “INI BUDI, INI IBU
BUDI, dsb”. Pasti awalnya terbata-bata. Tapi kenapa sekarang jadi lancar
membaca? Itu karena tidak lain adalah kita terus belajar dan belajar,
bahkan setiap hari tiada berhenti belajar membaca dan mengeja huruf
alfabet. Sama dengan Alqur’an. Awalnya ya sama kita belajar dari Alif
sampai Ya, belajar mengeja per kata. Kalau terus menerus belajar seperti
itu, maka insya Allah akan diperlancar bacaan Alqur’an kita oleh Allah
SWT.
Witing tresno jalaran seko seringe moco.
Cinta tumbuh karena seringnya membaca. Perbanyaklah membaca Alqur’an,
maka dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa cinta kepada Alqur’an.
Kalau sudah cinta pada Alqur’an, sehari tanpa membacanya rasanya ada
yang kurang. Tak bersemangat kalau mengawali hari tanpa berinteraksi
dengan Allah lewat ayat-ayat cintaNya itu. Mengawali cinta pada Alqur’an
dengan sering membacanya, setelah itu kita tingkatkan untuk belajar
memahami maknanya, mentadaburinya, menghafalnya, dan kemudian
mengamalkannya. Insya Allah dengan cinta pada Alqur’an, dengan banyak
berinteraksi dengan Alqur’an, semoga Allah SWT memberkahi dalam setiap
langkah kehidupan dunia kita dan kelak dari ayat-ayat cintaNYA yang
sering kita baca ini, akan menjadi penolong kita di hari akhir… aamiin.
0 komentar:
Post a Comment