Dalam suatu hadist, Rasulullah bersabda:
Dari Abdullah bin Amru bin Ash, dari
Rasulullah saw., beliau berkata, “Puasalah tiga hari dalam satu bulan.”
Aku berkata, “Aku mampu untuk lebih banyak dari itu, wahai Rasulullah.”
Namun beliau tetap melarang, hingga akhirnya beliau mengatakan,
“Puasalah sehari dan berbukalah sehari, dan bacalah Al-Qur’an
(khatamkanlah) dalam sebulan.” Aku berkata, “Aku mampu lebih dari itu,
wahai Rasulullah?” Beliau terus malarang hingga batas tiga hari. (HR. Bukhari)
Dari hadist di atas, Rasulullah
menganjurkan kepada kita untuk bisa menghatamkan Al qur’an maksimal
dalam waktu satu bulan. Kalau diambil rata-rata, satu bulan adalah 30
hari, maka kita yang mengaku sebagai umatnya Nabi Muhammad, dianjurkan
untuk bisa mengkhatamkan Al qur’an, maksimal dalam rentang waktu 30
hari.
Bagaimana jika tidak bisa mengkhatamkan
dalam waktu 30 hari? Boleh-boleh saja. Hanya saja, keutamaanya tentu
saja berkurang dari apa yang telah dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Yang
tidak boleh adalah, yang sama sekali tidak mau membaca Al qur’an dalam
kehidupan sehari-harinya.
Bagaimana agar bisa mencapai target mengkhatamkan Alqur’an dalam waktu 1 bulan (30 hari)?
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk
bisa mencapai target khatam Alqur’an dalam waktu 30 hari. Setiap orang
pasti punya strategi masing-masing. Ada yang sekali baca, satu juz, ada
yang dibagi-bagi dalam beberapa waktu, dan sebagainya.
Bagi kita, saya khususnya yang masih
angot-angotan dalam membaca al qur’an, kadang lagi semangat bisa sehari 2
juz, tapi kadang kalau lagi kurang semangat, sehari paling satu atau
dua lembar. Tapi yang penting adalah setiap hari harus membaca alqur’an.
Tentu saja, bagi yang belum terbiasa,
membaca 1 juz dalam sekali baca pasti akan terasa capai, melelahkan.
Banyak saja alasannya untuk tidak menyelesaikan bacaan 1 juznya. Ya
seperti itulah syetan akan terus menggoda kita. Baru satu lembar, mulut
sudah terasa bengor, baru dua lembar, lidah sudah kelu, baru 3 lembar,
duduk sudah tak nyaman, dan sebagainya, dan sebagainya.
Bagaimana cara menyiasatinya?
Gampang, banyak jalan menuju Sirampog,
hehehe. Tak ada kesulitan bagi orang untuk senantiasa istiqomah
menjalankan perintah Allah dan RasulNya. Jika memang telah memiliki
azzam yang kuat, Allah pasti akan mempermudah jalannya.
Cara efektif untuk bisa menjalani target
khatam 1 bulan (30 hari) adalah dengan cara satu hari satu juz. Dalam
satu hari satu juz itu, kemudian saya bagi lagi menjadi beberapa waktu.
Kalau saya sendiri paling enak dibagi dalam 5 waktu, mengiringi
kewajiban shalat 5 waktu kita. Jadi, dari 1 juz itu, saya bagi menjadi 5
kali baca, dan biasa saya lakukan setelah shalat.
Kalau toh kita ambil rata-rata, dalam 1
juz itu terdiri dari 10 lembar, maka dalam setiap selesai shalat saya
harus membaca 2 lembar alqur’an. Dan itu ternyata sangat mudah
saudara-saudara. Dua lembar kalau sudah lancar, tartil, dan fasih
paling 10 menit sudah selesai. Tidak akan sia-sia lah, kita menyediakan
waktu 10 menit setelah shalat untuk membaca Al qur’an. Bahkan bila ini
sudah terbiasa dilakukan, maka akan menjadi dzikir rutinitas kita
setelah shalat. Jadi, setelah shalat jangan langsung pergi. Dzikir dulu
kemudian lanjut membaca Alqur’an dua lembar. Begitu seterusnya dilakukan
setelah shalat, dan dalam sehari yang didapatkan adalah, kita tak akan
terasa kalau dalam sehari kita telah membaca Alqur’an sebanyak 1 juz.
Subhanallah.
Tidak terasa capai, mulut tidak terasa
bengor, lidah tidak jadi kelu, pantat tidak jadi panas. Karena hanya 10
menit kita baca Alqur’an setiap setelah selesai shalat.
Intinya adalah tinggal bagaimana kita
bisa membagi waktu dengan sebaik-baiknya. Istiqomah sudah jelas harus
diutamakan. Agar metode tersebut tidak hanya semangat di awal saja.
Keistiqomahan harus diperlukan untuk mencapai target ini.
Bagaimana jika ada halangan?
Jawabannya adalah harus berani menghukum
diri sendiri. Betul, menghukum diri sendiri atas tindakan yang telah
kita langgar terhadap komitmen kita. Maksudnya begini, semisal kita
sudah meniatkan diri pokoknya sehari satu juz, dan dibagi dalam 5 kali
baca ketika setelah shalat. Nah misalnya kalau ketia setelah shalat
dzuhur, kemudian karena suatu sebab kita tidak sempat untuk membaca
alqur’an, maka kita berkewajiban pada diri kita sendiri untuk
menggantinya di waktu lain, setelah shalat ashar mungkin, setelah
maghrib, isya atau subuh. Ketika dzuhur tak sempat untuk membaca 2
lembar, maka harus kita ganti misalnya setelah ashar, yang tadinya
seharusnya ashar hanya 2 lembar, tapi karena dzuhur tidak baca, maka
ashar menjadi 4 lembar. Begitu seterusnya. Pokoknya harus berani
menghukum diri sendiri untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Istiqomah, disiplin harus diperlukan untuk mencapai apa yang kita
targetkan, insya Allah.
Jadi, mulai sekarang, jangan banyak
alasan lagi untuk tidak bisa mengkhatamkan Alqur’an dalam waktu 30 hari.
Apalagi kalau masih banyak alasan untuk tidak membaca Alqur’an dalam
sehari-harinya. Jangankan membaca, memegang, membuka atau melirikpun
tidak.
Kita sudah bisa merampungkan
berpuluh-puluh novel dalam sebulan, kenapa tidak dengan Alqur’an? Kita
punya waktu untuk membaca status-status fb atau tweet, kita pun harus
punya waktu untuk membaca Alqur’an. Kita rela berjam-jam sampai mulut
kita bengor bahkan sampai habis suara untuk karokean, tapi kenapa baru 5
menit baca Alqur’an saja merasa sudah cape??
Mudah-mudahan, kita semua menjadi
hamba-hamba Allah yang mencintai Alqur’an, kita berdoa semoga kita
dimudahkan untuk membacanya, mengkajinya, menghafalnya dan tak lupa pula
untuk mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.
0 komentar:
Post a Comment