Home » , , » TDP oh, TDP

TDP oh, TDP

Written By Unknown on Thursday, 5 March 2015 | 11:20


Tempat Duduk Prioritas (TDP) masih saja menjadi perbincangan hangat di kalangan para pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek. Bagaimana tidak? Terkadang masih saja banyak penumpang yang seharusnya tidak berhak duduk di TDP, malah asik dan cuek-cuek saja menikmati empuknya TDP, di tengah-tengah banyaknya penumpang berdiri yang lebih berhak menggunakan TDP. Apalagi yang menjarah TDP itu adalah yang masih seger buger, laki-laki bergadget keren, anak-anak muda. Apa mereka gak baca tulisan peringatan mengenai bangku TDP yang menempel di samping kursi TDP? Kalau sekedar ga baca sih masih mending, yang lebih parah mungkin apa mereka gak punya sopan santun atau emang sudah ga punya hati untuk memberikan sesuatu kepada yang berhak memilikinya.

Dinda-Dinda yang dulu sempat membuat heboh jagat per-KRL-an, ternyata masih saja ada. Tapi kalau menurut pendapat saya, itu hanya oknum saja. Segelintir saja orang seperti itu yang jika dibandingkan dengan sembludaknya penumpang KRL setiap harinya, masih banyak kok yang baik hati.

Saya sering menyaksikan betapa berat perjuangan para Wanita-wanita hamil yang harus ikut berdesak-desakan di KRL. Mereka tidak punya pilihan. Mereka tidak bisa disalahkan. Tanggung jawab antara kehamilan dan pekerjaan sedang mereka perjuangkan. Tinggal bagaimana kitanya saja sesama penumpang yang masih sehat, masih adakah rasa simpati kepada mereka?

TDP yang ada dalam satu rangkaian KRL, kalau di jam-jam sibuk berangkat dan pulang kerja, memang jumlahnya tidak seberapa. Hanya ada di pojok-pojok kereta, jadi dalam satu kereta ada empat TDP. Dalam satu rangkaian rata-rata delapan kereta, jadi TDP dalam satu rangkaian hanya 30-an TDP. 

Bisa dibayangkan kalau di jam-jam sibuk, terkadang banyaknya penumpang prioritas jauh lebih banyak jika dibandingkan TDP yang tersedia. Entah itu dari Wanita hamil, Manula, Ibu dan Balita, atapun penyandang Disabilitas. Kalau kejadiannya sudah begitu, panggilan jiwa kita dipertanyakan. Maukah kita membantu mereka untuk mendapatkan tempat duduk di tempat duduk umum, ataukah yang telah mendapat tempat duduk,  kemudian bersedia memberikan dengan senang hati tempat duduknya untuk mereka yang lebih membutuhkan?

Di sinilah keegoisan kita dipertanyakan. Masihkah mempertahankan ego di saat ada wanita hamil berdesak-desakkan dalam KRL? Bayangkan jika itu yang terjadi adalah istri, anak perempuan, ataupun saudara-saudara perempuan anda? 

Penumpang prioritas telah disediakan Tempat Duduk Prioritas, tetapi akan sangat lebih bijak lagi jika semua kursi di KRL adalah Tempat Duduk Prioritas. Setujuuu???

0 komentar:

Post a Comment

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Sekedar Berbagi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger