Home » , , » Nasi Jagung Sirampog

Nasi Jagung Sirampog

Written By Unknown on Friday 31 October 2014 | 14:20

 
Jagung (Zea mays),  merupakan jenis tanaman yang sudah sangat familier bagi warga kita.  Jagung sangat mudah ditanam, apalagi di daerah yang tanahnya subur, seperti di wilayah Sirampog. Dengan kandungan tanah yang seperti itu, jagung tumbuh dengan suburnya di daerah Sirampog.
 
Nasi Jagung merupakan alternatif lain dari nasi beras. Kadar karbohidrat yang terkandung dari nasi jagung juga banyak sekali. Makanya tidak heran jika nasi jagung bisa dijadikan alternatif untuk pengganti beras. Bahkan masyarakat di Indonesia ada yang menjadikan nasi jagung sebagai nasi pokoknya.

Seperti biasa, aku di sini ga akan ngebahas tentang spesifikasi dari jagung itu sendiri, karena udah ada ahlinya masing-masing…. (asline tah saking ora ngertine…hehehehe)
Jagung dari masa tanam sampe panen kira-kira butuh waktu kurang lebih 120-an hari. Selain sebagai alternatif lain dari beras, jagung juga bisa dijadikan bahan konsumsi yang lain. Seperti cemilan, popcorn, ataupun jagung bakar.

Nasi jagung/Sego Jagung. Yupzz….. Mungkin belum semua orang pernah merasakan yang namanya nasi jagung. Bersukur bagi aku sendiri, alhamdulillah sudah pernah merasakan yang namanya nasi jagung. Bisa dibayangin, ande saja aku ga hijrah ke Sirampog (menetap di Patuguran-red), mungkin sampai saat ini belum pernah merasakan yang namanya nasi jagung.

Cilikanku dulu, waktu awal2 tinggal di Sirampog, sebagian besar warga di situ makanan pokoknya adalah nasi jagung. Tapi kalau sekarang malah sudah ga ada yang bikin nasi jagung. Awalnya aku penasaran, kaya apa sih rasanya nasi jagung. Saking penasarannya, aku minta sama ibuku untuk bikin nasi jagung. Karena baru awal2 di Sirampog, ibuku juga belum hafal cara bikin nasi jagung. Ibuku kan bukan asli Sirampog….:D

Sambil jalan, ahirnya ibuku bikin nasi jagung. Ternyata proses pembuatan nasi jagung itu sangat lama. Dari awal jagung dipanen sampe jadi nasi,, wuih, butuh proses yang sangat lama dan kerja keras. Fyuuhhhh… (ngelap kringet)

Aku ceritain gimana cara bikin nasi jagung dari awal sampe siap disantap berdasarkan apa yang aku liat yang secara tradisional.

Yang pertama disediain jelaslah bahan utamanya yaitu jagung. Bisa didapat dari hasil kebun sendiri, beli atau minta ama tetangga. Asal jangan ngambil jagungnya tetangga yaa….:))
Jagung yang telah dipanen, kemudian dipocel (bingung bahasa indonesianya apa yah,,, ya ga pa2lah, sekalian ngenalin istilah2 jawa dalam pembuatan nasi jagung…:) ) Dipocel atau diprotolin, dilepasin biar jadi butiran2 jagung gitu. Setelah tinggal butiran2 jagung, jagung dijemur sampai kering. Lamanya pengeringan tergantung cuaca. Kalau lagi cerah ya paling cukup 1-2 hari.

Lumpang & Alu

Setelah jagung kering, masuk ke tahap berikutnya yaitu ditumbuk. Kalau istilah jawanya kemprang, dikemprang. Tujuannya untuk menghilangkan kulit luar dari jagung itu (betakul apa yah istilahnya). Entah darimana istilah kemprang, mungkin karena bunyi suara waktu numbuknya yang prang-prang kya gitu kali ya…hhehehe… Jagung ditumbuk dengan “lumpang” (lesung yang terbuat dari batu). Ditumbuk dengan menggunakan penumbuk yang namanya “alu” (terbuat dari kayu).

Ngemprang bagiku bisa memiliki nilai seni yang tinggi. Sangat sulit kalau belum mahir untuk mengerjakannya. Apalagi jika harus berpasangan satu, dua orang. Satu lumpang sekaligus ditutu oleh 3 orang. Bunyi suara dari perpaduan itu sangat enak didengar. Aku sendiri juga pernah mencoba melakukan itu, step by step, ahirnya mahir juga. Bukan cuma dua orang, tiga orang pun aku bisa melakukannya. :D

Proses ngemprang itu juga bukan sekali kemprangan sudah selesai, biasanya dilakukan berulang2 sampe 3 kali, supaya jagung itu menjadi buliran2 kecil dan bener2 bersih dari kulit luarnya itu. Cape emang…..

Setelah proses itu selesai, jagung direndem dengan air, kurang lebih selama 2-3 hari. Perubahan setelah direndem selama 2-3 hari adalah jagung menjadi lebih lunak, tujuannya agar proses penumbukan untuk menjadi tepung lebih mudah.

Proses selanjutnya yaitu di”rempah”. Rempah,, sama juga ditumbuk lagi. Tapi setelah jagung itu direndem tadi. Ga tau kenapa namanya dirempah. Sama juga kali, karena suaranya yang tidak mencreng ketika waktu dikemprang. Kalau rempah itu suaranya halus, empuk…hehehe…

Nah proses ini adalah penumbukan jagung supaya menjadi seperti tepung. Jagung ditumbuk sampai halus. Sama juga, itu juga melalui beberapa kali unggahan untuk ditumbuk biar menjadi halus.

Setelah itu, tepung jagung tadi siap untuk dilah menjadi nasi. Tidak ditimbun lagi.  Tepung jagung tadi disiram dengan air, kaya diadon, terus dimasukkan ke kusan, dan dimaskkan ke dalam dandang. Proses berlangsung, tapi tidak langsung menjadi nasi. Dua kali biasanya. Setengah matang kemudian diangkat lagi.

Setengah matang dari nasi jagung ini istilahnya adalah “karon”. Karonan. Nasi karon ini ternyata enak lho. Bentuknya kaya kue puthu. Padahal baru setengah matang dari nasi jagung. Paling suka dulu kalau makan karon. Karon ditaburi kelapa dan gula merah. Jadi deh kaya kue putu. Rasanya juga ga jauh beda kaya putu.

Dilanjut, karonan diangkat kemudian ditaburi air lagi, diadon lagi, dan dimasukkan ke kukusan lagi, untuk proses pematangan sampai bener2 tanak menjadi nasi. Ga butuh waktu lama setelah proses pengaronan itu untuk menjadi nasi jagung.

Dan, nasi jagung pun telah matang, siap untuk disajikan hangat2, didampingi dengan sayur uraban, sama ikan teri, sambelnya sambel tlenjeng, dimakan di tengah sawah….. Widih,, maknyus tenan. Jadi pengen nasi jagung….. Dah lamaaaaaaa juga aku ga makan nasi jagung.
Itu yang diolah secara tradisional. Perlu proses yang lama dan melelahkan bagi yang melihatnya. Tapi seiring dengan kemajuan teknologi, sekarang mah sudah ada mesin penggiling. Jadi sudah tidak perlu lagi repot2 dengan istilah ngemprang dan rempah. Semuanya bisa diganti dengan mesin penggiling.

Selain jadi nasi jagung, jagung itu sendiri juga enak kalau dibakar. Tapi jagung yang masih muda tentunya. Manis, gurih, legit, apalagi bakaran jagung di tempat2 yang dingin, lagi ujan. Hmmm … menambah nikmatnya selera jagung bakar. Adalagi yang diolah secara tradisional. Tak perlu ribet juga, yaitu direbus. Kemaren aja sempet booming dengan istilah Zea mays Godog….heheheheh

0 komentar:

Post a Comment

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. Sekedar Berbagi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger